GAMKI LANDAK: THAMRIN HARUS MINTA MAAF DAN DIADAT

Posted by

KABAR LANDAK, Ngabang- Pernyataan Prof Dr Thamrin Amal Tamagola seorang Sosialog Universitas Indonesia yang menjadi saksi ahli dalam persidangan video porno nazriel Irham alias Ariel Peterpen di Pengadilan Negeri Bandung yang mengungkapkan dari hasil penelitiannya, di suku Dayak bersenggama tanpa diikat perkawinan oleh sejumlah masyarakat sana sudah dianggap biasa. Malah, hal itu dianggap sebagai pembelajaran seks. Nah atas pernyataan itu Thamrin didesak masyarakat Dayak meminta maaf.
“Dia (Thamrin,red) harus meminta maaf kepada seluruh masyarakat dayak diseluruh media lokal di Kalimantan dan Nasional. Bahkan bukan saja meminta maaf seperti itu, tapi harus membayar aadat tanda maafnya kepada orang Dayak,” tegas Ketua DPC Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI)Kabupaten Landak Irwanto Subirin, Senin (10/1).
Menurut Irwanto, orang dayak yang sangat mematuhi nilai-nilai adat dan adat istiadat maka Thamrin Amal juga harus mengisi adat tanda maafnya kepada masyarakat Dayak Kalbar atau Kalimantan. Jika memang orang dayak dan tokoh-tokoh dayak meminta dan menuntut, karena masih belum cukup kalau hanya meminta maaf melalui media massa saja.
“Kalau memang ada dikenakan ya harus di isi, dan ini akan lebih resmi minta maafnya,” ujar Irwanto.
Sementara itu, Forum Komunikasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se- Kecamatan Mandor, Senin (10/1) juga mengadakan pertemuan dan menyatakan sikap di kantor sekretariat BPD Mandor.
“Kita orang dayak sangat beradat, selama ini adat di junjung tinggi tapi ada orang yang mengatakan bahwa orang dayak tidak beradat, itu tentu membuat kesal dan pelecehan terhadap orang dayak,” ungkap Ketua Forum Komunikasi BPD Irawan.Z.Martin.
Ia mengatakan forum komunikasi bersama BPD sekecamatan mandor merasa prihatin atas stetmen yang disampai kan oleh seorang professor, dimanakah etika dalam berbahasa yang baik.
“Hal ini kami menganggap telah mendiskreditkan suku Dayak yang ada di bumi pertiwi, kami minta untuk Prof. Dr. Tamrin Amal Tamagola, secara impiris dimana penelitian yang dia lakukan dan tunjukan dayak yang mana dalam penelitiannya,” katanya.
Ia juga sangat disayangkan sekali seorang profesor dalam bidang sosiologi tidak beretika menyampaikan statemen yang melukai hati masyarakat dayak. Maka dengan tegas kepada Thamrin tersebut minta maaf kepada masyarakat Dayak yang ada di Kalimantan maupun yang ada diluar Kalimantan secara media masa dan elektronika secara terbuka dan langsung.
“Kami masyarakat dayak menjunjung tinggi adat istiadat budaya dan sangat sakral yang mana sampai hari ini kami menganggap tabu dalam hubungan seksual diluar nikah itulah adat dayak yang sebenarnya tidak sesuai dengan statemen apa yg keluar dari bahasa Thamrin,” tegas dia lagi. (tim)


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Kabar Landak Updated at: 3:24 AM

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts