Air Sungai Mandor dan Landak Tak Layak Konsumsi

Posted by

NGABANG. Air sungai Mandor tak layak untuk dikonsumsi. Karena tingkat keasaman (Ph) air dibawah ambang batas normal. Sungai yang beberapa tahun silam menjadi idaman masyarakat untuk sarana air bersih, kini sudah tercemar salah satunya akibat Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). “Untuk air sungai Mandor Ph nya 5,01, kadar zat besi 27,427 dan zat merkuri 0,6. Sedangkan sungai Landak Ph nya 8,14, kadar zat besi 2,5001 dan mercuri 0,1,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Landak Telly Yolaga melalui Kabid Pengendalian Dampak Lingkungan Iskandar dikonfirmasi di kantornya, Rabu (6/10).
Data ini berdasarkan laporan hasil uji air bersih bekerjasama Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dengan Badan Lingkungan Hidup Landak per Juni 2010 lalu. “Jadi di Landak ini ada beberapa titik sungai yang kami uji,” ujar Iskandar.
Kalau berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/ Menkes/ SK/ VII/2002 menyebutkan, tingkat keasaman air harus antara 6,5 hingga 8,5. “Tapi air sungai Landak dan Mandor, meskipun banyak limba tambang emas. Namun kadar zat mercuri bisa dikatakan rendah, nah apakah ini faktor banyaknya curah hujan atau memang sekarang pekerta tambang sudah tidak ada lagi di perhuluan sungai,” kata Iskandar.
Menurut WHO, air bisa diminum dg PH 6.5 - 8.5. Standar itu belum tentu bisa diterapkan di seluruh wilayah Indonesia. Karena pada setiap air yang diperoleh dari sumber mata air, juga memiliki kandungan sedimen yang berbeda pula. Padahal derajat keasaman dan sedimentasi itu sangat berpengaruh terhadap pencernaan, dan bisa menyebabkan adanya gangguan lambung, ginjal dan pemubuluh darah.
“Karena faktor-faktor di atas itu kita menjadi sedikit ragu dalam mengkonsumsi air sembarangan. Padahal air minum yang baik haruslah kaya akan oksigen dan mineral serta terbebas dari bakteri. Sebab mineral dan oksigen merupakan kebutuhan pokok bagi tubuh yang penting disamping air. Gunanya untuk pertumbuhan sel dan asimilasi vitamin sedangkan oksigen penting untuk mempertahankan kehidupan,” urai Iskandar.
Pantauan Equator, meskipun sungai Landak terlihat keruh dan berwarna kecoklatan secara kasat mata. Namun masyarakat dipinggiran sungai tersebut masih memanfaatkan. Diantaranya untuk mencuci, mandi dan lain sebagainya. Tak terkecuali untuk di konsumsi, jika musim kemarau tiba, masyarakat terpaksa mengambil air sungai Landak untuk di masak. Karena tadah air hujan tidak ada. (rie)


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Kabar Landak Updated at: 12:41 AM

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts