Rangkat Pinggan Marak Aktivitas PETI

Posted by


*Aparat Diminta Tegas Menertibkan

JELIMPO. Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin di Landak tak hanya di Kecamatan Mempawah Hulu dan Mandor. Namun, di Kecamatan Jelimpo persisnya di Dusun Rangkat Pinggan Desa Sekais juga masih merajalela. Sejumlah kebun karet milik warga ludes disedot puluhan mesin dompeng yang tiap hari meraung-raung. Aparat kerkait diminta jangan diam dan tegas untuk menertibkan perusak lingkungan tersebut.
“Kebun karet yang sebelumnya menjadi sumber mata pencaharian warga kini berubah tanah tandus dan meninggalkan lobang besar. Sungai juga sudah tercemar limbah,” ungkap Lipi Asmed dari aktivis Sentra Informasi dan Media Pendidikan untuk Rakyat (Simpur) Foundation, ketika bertandang di Biro Equator Landak, Kamis (10/6).
Menurut Lipi, jika ini dibiarkan sementara jumlah jiwa penduduk bertambah, kebutuhan akan tanah semakin meningkat. Tapi tanah yang subur untuk ladang perkebunan sudah tak ada lagi akibat terkena limba PETI. Kebun karet yang menjadi andalan untuk mencari pencaharian sekarang sudah menjadi danau yang menyeramkan. “Jadi ini sebuah peninggalan yang sangat merugikan bagi anak cucu dan peninggalan yang pelan tapi pasti akan menjadi sumber permasalahan sehingga bisa melahirkan persengketaan akibat sempitknay wilayah untuk berkebun,” tegas Lipi pemuda yang berasal dari daerah setempat ini.
Lipi menegaskan kepada Pemkab Landak agar dapat memperhatikan daerah-daerah yang ada PETI ini untuk memberikan sosialisasi tentang lingkungan kepada masyarakat mulai dari tingkat RT hinga kecamatan demi lingkungan yang aman dan nyaman terutama di Dusun Rangkat Pinggan yang sudah berlangsung sekitar 11 tahun ini. “Karena sampai sekarang masih banyak aktivitas PETI,” ujar Lipi.
Ia juga meminta aparat yang berwenang harus segara melakukan penertiban terhadap PETI yang berlangsung di wilayah Kabupaten Landak ini. Karena, jika dibiarkan berlanjut, maka kerusakan terhadap lingkungan akan semakin parah. “Ketika terjadi pertambangan selalu berakhir dengan kerusakan dan kehancuran lingkungan di wilayah tersebut, karena banyak pohon yang ditebang, sungai yang berubah warna akibat limbah dan dampak lainnya,” tukas Lipi. (rie)

*Sumber: Harian Equator 11/06/2010


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Kabar Landak Updated at: 12:34 AM

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts