PETI Rangkat Pinggan Tak Pernah Dirazia

Posted by

*Kebun Karet Rusak, Sungai Tercemar

JELIMPO. Tim penertiban Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Kabupaten Landak belum pernah melakukan razia di Dusun Rangkat Pinggan Desa Sekais Kecamatan Jelimpo. Padahal sudah 11 tahun aktivitas PETI marak di daerah setempat tapi aparat berwenang diam saja. “Saya lihat tim penertiban hanya melakukan razia di daerah Karangan dan Mandor saja. padahal di Rangkat Pinggan malah parah kebun karet habis disedot mesin dompeng,” kata Lipi Asmed dari aktivis Sentra Informasi dan Media Pendidikan untuk Rakyat (Simpur) Foundation, ketika bertandang di Biro Equator Landak, belum lama ini.
Lipi berharap Pemkab Landak agar dapat memperhatikan daerah-daerah yang ada PETI ini untuk memberikan sosialisasi tentang lingkungan kepada masyarakat, mulai dari tingkat RT hinga kecamatan demi lingkungan yang aman dan nyaman terutama di Dusun Rangkat Pinggan yang sudah berlangsung sekitar 11 tahun ini. “Karena sampai sekarang masih banyak aktivitas PETI,” ujar Lipi.
Kemudian, aparat yang berwenang harus segara melakukan penertiban terhadap PETI yang berlangsung di wilayah Kabupaten Landak ini. Karena, jika dibiarkan berlanjut, maka kerusakan terhadap lingkungan akan semakin parah. “Ketika terjadi pertambangan selalu berakhir dengan kerusakan dan kehancuran lingkungan di wilayah tersebut, karena banyak pohon yang ditebang, sungai yang berubah warna akibat limbah dan dampak lainnya,”tegas Lipi.
*Mandi Lumpur
Warga Desa Tebedak Kecamatan Ngabang khususnya yang bermukim ditepi sungai Belantian terpaksa harus merelakan dirinya mandi air lumpur dampak maraknya Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di perhuluan sungai.
“Mau mandi dimana lagi mas, hanya ini air yang ada. Mau buat sumur bor tak mampu. Lihat anak saya, kakinya sudah lama gatal-gatal,” ujar Maryam,49, ditemui awak koran saat mandi bersama anak-anaknya di sungai tersebut.
Sedangkan untuk air masak dan minum, warga setempat terpaksa mencari di hutan, bagi yang tidak mempunyai kendaraan harus jalan kaki menempuh perjalanan yangh jauh di tengah hutan. Kalau warga yang memiliki kendaraan bermotoir, gampang bisa cari air di Kota Ngabang untuk keperluan seharii-hari. “Tapi kalau yang hidupnya pas-pasnyan, mau tidak mau cari air di hutan karena tak ada hujan, kalau mandi terpaksa di sungai yang lumpur ini,” ungkap Maryam sambil mengucek pakaian itu.
Terpisah, Wakil Bupati Landak Agustinus Sukiman dikonfirmasi masalah PETI di Landak masih tetap marak. Ia mengaku belum ada perintah dari Bupati Landak untuk melakukan penertiban lagi seperti yang dilakukan sebelumnya. “Pak bupati tak ada kasih perintah, selain itu juga masalah anggaran juga,” jawab Sukiman singkat. (rie)

*Sumber: Harian Equator 14/06/2010


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Kabar Landak Updated at: 1:12 AM

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts